Tahun Ini Aceh Tak Bisa Bangun 3000 Unit Rumah, Mengapa?

- Jurnalis

Jumat, 20 Juni 2025 - 12:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman RI, Fahri Hamzah didampingi Asisten III Sekda Aceh, Muhammad Diwarsyah dan Kadis Perkim Aznal Zahri memberikan keterangan pers seusai rapat di Ruang Potda 1 Setda Aceh, Kamis, 19 Juni 2025.(Foto Humas Aceh)

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman RI, Fahri Hamzah didampingi Asisten III Sekda Aceh, Muhammad Diwarsyah dan Kadis Perkim Aznal Zahri memberikan keterangan pers seusai rapat di Ruang Potda 1 Setda Aceh, Kamis, 19 Juni 2025.(Foto Humas Aceh)

BERITANANGGROE.com | Rencana Pemerintah Aceh membangun 3.000 unit rumah layak huni pada tahun 2025 tampaknya tidak berjalan sebagaimana direncanakan. Hal itu, disampaikan Asisten III Sekda Aceh, Muhammad Diwarsyah di hadapan Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia, Fahri Hamzah di Ruang Potensi Daerah Kantor Gubernur Aceh, Kamis, (19/6/2025).

Muhammad Diwarsyah di didampingi Kadis Perkim Aznal Zahri dan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) lainnya menyebutkan, meski pembangunan rumah bagi korban tsunami telah selesai dengan total 140 ribu unit dan dana lebih dari US$ 6,7 miliar, kebutuhan akan rumah layak huni di Aceh belum berakhir.

“Tahun ini Pemerintah Aceh hanya mampu membangun 2.000 unit rumah dari target awal 3.000 karena keterbatasan anggaran,” ujarnya.

Selain masyarakat umum, kebutuhan rumah juga mendesak bagi mantan kombatan. Menurutnya, lebih dari 1.500 eks kombatan belum memiliki rumah layak huni dan saat ini sudah terdata secara administratif.

Kadis Perkim Aznal Zahri, menambahkan, sejak 2008 hingga 2024, Pemerintah Aceh telah membangun 39.685 unit rumah layak huni di seluruh kabupaten/kota dengan total anggaran lebih dari Rp3,1 triliun. Penerima manfaat mencakup fakir, miskin, penyandang disabilitas, serta anak yatim dan piatu.

Baca Juga :  Tuntaskan Sengketa Pulau, Tiba di Bandara SIM Mualem di Sambut Meriah

“Tahun ini dialokasikan pembangunan 2.000 unit rumah dengan anggaran Rp204 miliar. Sudah 1.470 calon penerima diverifikasi. Data penerima dipublikasikan agar masyarakat dapat ikut mengawasi,” kata Aznal.

Ia juga menyebut bahwa Pemerintah Aceh mengusulkan tambahan dukungan pembangunan dari pusat untuk 100 ribu unit rumah dalam jangka panjang, guna menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup warga.

Wamen Fahri Hamzah didampingi sejumlah pejabat dari kementeriannya, seperti Sesditjen Perumahan Perdesaan, Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, dan Direktur Pembiayaan Perumahan Perdesaan menekankan pentingnya rumah tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi sebagai aset produktif yang menjadi dasar aktivitas ekonomi masyarakat.

“Pemerintah ingin rumah menjadi bagian dari strategi pembangunan ekonomi. Maka penting bagi daerah untuk memastikan rakyat memiliki tanah untuk tempat tinggal,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kualitas kawasan permukiman yang dulu dibangun pascatsunami agar tidak menjadi kawasan kumuh. Renovasi diperlukan agar lingkungan tetap layak huni.

Baca Juga :  Aktifitas Pasar Aceh Anjlok, Lebih 200 Toko Tutup

“Aceh punya pengalaman luar biasa dalam pembangunan perumahan. Ini bisa jadi pelajaran nasional dalam menata kota di masa depan. Jangan biarkan kota tumbuh tanpa arah. Tata ruang dan desain kawasan harus disiapkan sejak awal,” tegasnya.

Wamen juga mengungkapkan bahwa tahun ini pemerintah pusat menargetkan renovasi 2 juta rumah di seluruh Indonesia, naik signifikan dari sebelumnya yang hanya mampu merenovasi sekitar 140 ribu unit per tahun. Ia mendorong pemerintah daerah, termasuk Aceh, untuk menyatakan kesanggupan menyerap anggaran renovasi sebanyak mungkin.

“Kami sedang siapkan mekanisme teknis dan keuangan bersama Kemenkeu. Kami berharap Aceh bisa menyerap lebih banyak tahun ini. Khususnya daerah-daerah yang dulu terdampak tsunami,” ujarnya.

Selain renovasi rumah, ia menyoroti pentingnya renovasi kawasan. Menurutnya, usulan perbaikan kawasan harus datang dari pemerintah daerah karena mereka yang paling tahu kondisi di lapangan.

“Kami siap mendukung, tapi yang mengusulkan harus siap dengan rencana teknis yang matang. Setiap kawasan akan mendapat anggaran sekitar Rp20–22 miliar. Ini harus menopang ekonomi lokal, apalagi untuk daerah pesisir,” sebut Fahri.(**)

Berita Terkait

Gubernur Sampaikan Nota Keuangan APBA 2024 dalam Paripurna DPR Aceh
Pimpin Rapim, Gubernur Mualem Dorong Percepatan Realisasi APBA 2025
Tingkatkan Pelayanan Publik, Gubernur Aceh Serahkan SK Kepada 618 Calon ASN
Perluas Akses Beasiswa, STAI Nusantara Jalin Kerja Sama dengan DPC Partai Demokrat Pidie
Kembangkan Ekonomi Syariah, Pemerintah Aceh Raih 6 Kategori Anugerah Adinata Syariah 2025
Rekomendasi DPRA Terkait LKPJ 2024, Wagub Fadhlullah : Siap Ditindaklanjuti
Dinilai Kelola Tata Keuangan Secara Baik, Aceh Kembali Raih WTP
Pemerintah Aceh Upayakan Empat Pulau di Singkil Kembali Masuk Wilayah Aceh
Berita ini 60 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 21:40 WIB

Gubernur Sampaikan Nota Keuangan APBA 2024 dalam Paripurna DPR Aceh

Jumat, 20 Juni 2025 - 12:07 WIB

Tahun Ini Aceh Tak Bisa Bangun 3000 Unit Rumah, Mengapa?

Selasa, 17 Juni 2025 - 12:28 WIB

Tingkatkan Pelayanan Publik, Gubernur Aceh Serahkan SK Kepada 618 Calon ASN

Selasa, 3 Juni 2025 - 15:09 WIB

Perluas Akses Beasiswa, STAI Nusantara Jalin Kerja Sama dengan DPC Partai Demokrat Pidie

Selasa, 27 Mei 2025 - 10:09 WIB

Kembangkan Ekonomi Syariah, Pemerintah Aceh Raih 6 Kategori Anugerah Adinata Syariah 2025

Berita Terbaru

Pemerintah Aceh menyampaikan Raqan Aceh tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBA TA 2024 dalam rapat paripurna DPRA, yang dibacakan oleh Plt Sekda Aceh, M. Nasir, mewakili Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf, Selasa (24/6/2025).

Pemerintahan

Gubernur Sampaikan Nota Keuangan APBA 2024 dalam Paripurna DPR Aceh

Selasa, 24 Jun 2025 - 21:40 WIB