BERITANANGGROE.com | Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, SE., menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan fondasi penting dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Aceh, sekaligus menjadi bagian dari strategi pengentasan kemiskinan, stunting, dan ketimpangan sosial.
Hal itu disampaikan Fadhlullah saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam acara Duek Pakat Nasional Tata Kelola Dapur MBG yang diselenggarakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, Senin (7/7/2025).
“Program MBG ini bukan hanya sekadar pemenuhan hak dasar warga negara atas pangan bergizi, melainkan juga merupakan investasi jangka panjang dalam membangun kualitas manusia Aceh. Pemerintah menekankan pentingnya penurunan angka stunting. MBG menjadi fondasi pembangunan berkelanjutan, penguatan SDM, dan pengentasan kemiskinan,” ujar Fadhlullah.
Ia menambahkan, MBG merupakan salah satu program prioritas nasional yang diusung Presiden Prabowo Subianto. Pemerintah Aceh, kata dia, mendukung pelaksanaan program ini melalui penguatan sistem ekonomi berbasis koperasi di tingkat desa.
“Saat ini kami tengah menyiapkan lebih dari 6.500 desa yang akan memiliki koperasi aktif. Koperasi tersebut akan menopang kelancaran dapur MBG dan distribusi pangan antardaerah. Jika koperasi aktif di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Aceh, maka komunikasi dan pasokan antar kabupaten akan lebih mudah dan terintegrasi,” ungkapnya.
Acara Duek Pakat tersebut dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik USK, Prof. Agussabti. Ia menekankan pentingnya perencanaan yang matang serta kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk mendukung keberlanjutan program MBG.
“Tantangannya besar. Dibutuhkan pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien agar dapur MBG dapat berjalan optimal dan berkelanjutan,” ujar Prof. Agussabti.
Senada dengan itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK, Prof. Faisal, menyatakan bahwa tata kelola MBG harus dilakukan secara sistematis, mulai dari perencanaan hingga pemantauan. Ia juga menyoroti pentingnya keterlibatan sektor industri dalam memperkuat rantai pasok dan penyerapan tenaga kerja lokal.
“MBG bukan hanya solusi untuk ketahanan pangan, tetapi juga dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal,” ujarnya.
Prof. Faisal menambahkan, Fakultas Ekonomi USK berkomitmen menjalankan peran akademik melalui riset dan penyusunan peta jalan tata kelola MBG yang berkelanjutan. Forum Duek Pakat ini, menurutnya, menjadi ruang strategis untuk merumuskan prinsip tata kelola yang kuat dan menyusun rekomendasi kebijakan guna meningkatkan efektivitas program tersebut.(**)