Beritananggroe.com | Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Mawardi Nur, menegaskan komitmennya untuk menjadikan PEMA sebagai perusahaan daerah yang modern, profesional, dan berdaya saing, serta menjadi motor penggerak ekonomi Pemerintah Aceh.
Hal itu disampaikan Mawardi saat kegiatan halalbihalal sekaligus syukuran HUT ke-6 PT PEMA di kantor perusahaan setempat pada Selasa, (15/4/2024). Kegiatan ini turut dihadiri para pimpinan media dan ketua organisasi media.
Dalam kesempatan itu, Mawardi mengungkapkan bahwa momen ini menjadi kali pertama dirinya menghadiri halalbihalal sebagai direktur utama, setelah resmi memimpin PEMA selama dua bulan terakhir.
“Selama dua bulan ini, kami terus membangun sinergi. PEMA bukan hanya hadir untuk menghasilkan profit bagi daerah, tetapi juga berkomitmen menciptakan lapangan kerja bagi putra-putri Aceh,” ujar Mawardi.
Ia menyampaikan bahwa PEMA memiliki peran strategis dalam mendukung pendapatan daerah, termasuk dalam penyetoran dividen bagi Pemerintah Aceh. PEMA juga diarahkan menjadi lokomotif pembangunan ekonomi berbasis potensi sumber daya alam dan daerah, yang dikelola secara transparan, akuntabel, serta berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
“Kami menyadari masih banyak anak-anak Aceh yang belum mendapatkan akses ke dunia kerja. Oleh karena itu, salah satu komitmen utama kami adalah membuka peluang kerja seluas-luasnya, bagi anak anak Aceh, baik yang berada di Aceh maupun di luar daerah,” kata Mawardi.
Selain itu, PT PEMA juga terus berupaya menjalin kemitraan strategis dan menjalankan aktivitas bisnis yang berwawasan lingkungan serta sosial. Mawardi menekankan pentingnya membangun ruang dialog yang konstruktif antara perusahaan dan publik, termasuk media.
“Segala bentuk kritik, masukan, dan pengawasan dari masyarakat dan media bukanlah ancaman. Justru ini menjadi energi positif untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan. Media adalah mitra penting dalam mengawal agar PEMA tetap berada pada jalur yang benar,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa dalam kepemimpinannya, PEMA terbuka terhadap pengawasan publik. Bahkan, setiap kebijakan yang dijalankan diharapkan dapat dipantau oleh media dan masyarakat, demi menciptakan iklim pengelolaan perusahaan yang sehat dan akuntabel.
Terkait sejumlah isu yang beredar, Mawardi mengakui tidak langsung memberikan tanggapan karena masih mempelajari proses serta dinamika yang pernah terjadi di internal perusahaan.
“Langkah ini bukan hanya bentuk kehati-hatian, tetapi juga bagian dari prinsip good governance yang ingin kami jalankan di PEMA,” ujarnya.
Mawardi juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan membiarkan aktivitas usaha PEMA merugikan masyarakat, apalagi mencemari lingkungan. Ia menekankan bahwa setiap kegiatan industri harus berjalan sesuai aturan.
“Kita ingin kehadiran PEMA benar-benar memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi Aceh. Kalau pengelolaan PEMA optimal, saya yakin Aceh tidak perlu terlalu bergantung pada dana Otsus, karena kita memiliki sumber daya alam yang luar biasa. Tinggal bagaimana kita kelola secara benar,” jelasnya.
Di akhir sambutannya, Mawardi mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengawal dan membangun PT PEMA sebagai entitas yang modern dan bersinergi. Ia juga mengingatkan seluruh jajaran internal, mulai dari manajer hingga staf, agar bekerja secara kolaboratif dan profesional.
“Kalau memang ada yang tidak mampu dan tidak ingin bekerja sama, saya persilakan untuk mengundurkan diri. Masih banyak anak-anak Aceh yang punya semangat besar untuk membangun daerah ini,” pungkasnya.(**).