Rawat Perdamaian, Yusuf Kalla Minta Masyarakat Aceh Isi dengan Pembangunan

- Jurnalis

Kamis, 14 Agustus 2025 - 15:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Muhammad Jusuf Kalla, dr. Zaini Abdullah dan Sofyan Jalil menerima penghargaan Peace Award dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, Kamis (14/8/2025).

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Muhammad Jusuf Kalla, dr. Zaini Abdullah dan Sofyan Jalil menerima penghargaan Peace Award dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, Kamis (14/8/2025).

BERITANANGGROE.com| Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Muhammad Jusuf Kalla, menegaskan bahwa perdamaian di Aceh harus dijaga dan diisi dengan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Pernyataan tersebut disampaikan Jusuf Kalla saat menerima penghargaan Peace Award dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, Kamis (14/8/2025), atas perannya sebagai tokoh perdamaian Aceh.

“Tujuan akhir dari perdamaian adalah kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah. Setelah konflik selesai, tantangan berikutnya adalah mengelola sumber daya dan membangun sektor-sektor penting seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan perdagangan,” ujar Jusuf Kalla.

Baca Juga :  Dek Fadh: Perbedaan Telah Selesai, Mari Bersatu Bangun Aceh

Ia mengingatkan bahwa perdamaian tidak datang dengan sendirinya. Proses panjang negosiasi antara pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada masa jabatannya sebagai Wakil Presiden (2004–2009) menjadi contoh penting.

“Kunci penyelesaian konflik adalah memahami akar masalah, mengutamakan dialog, dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak,” kata Jusuf Kalla.

Menurut dia, konflik berkepanjangan seringkali disebabkan oleh ketidakadilan ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, penyelesaian harus dilakukan melalui dialog, saling pengertian, dan tujuan bersama.

Baca Juga :  Mualem Tegaskan Komitmen Perjuangkan Otsus Permanen dan Status Blang Padang

Jusuf Kalla juga menyoroti momentum bencana tsunami Aceh 2004 yang mempercepat proses perundingan damai. Kesepakatan Helsinki memberikan porsi pendapatan migas yang lebih besar bagi Aceh sebagai bentuk keadilan ekonomi.

Ia berharap generasi muda Aceh dapat melanjutkan warisan perdamaian dengan fokus pada pembangunan dan penguatan sumber daya manusia.

“Perdamaian harus diisi. Jangan hanya berhenti pada tidak adanya konflik, tetapi harus menghasilkan kemajuan nyata bagi rakyat Aceh,” tutup Jusuf Kalla.(**)

Berita Terkait

20 Tahun Damai Aceh: Mualem Sebut Terpanjang di Dunia, Tapi Baru 30% Janji Terpenuhi
Sambut 20 Tahun Damai Aceh, Gubernur Mualem Buka Diskusi Internasional
Polemik Tanah Blang Padang, Rayuan Sukma Ungkap Catatan Historis
Mualem Tegaskan Komitmen Perjuangkan Otsus Permanen dan Status Blang Padang
Tuntaskan Sengketa Pulau, Tiba di Bandara SIM Mualem di Sambut Meriah
SAPA Desak Presiden Copot Mendagri Tito Terkait Pemindahan Empat Pulau Aceh
Aceh Tolak Kepmen Soal Kepemilikan 4 Pulau, Mualem: 18 Juni Akan Kami Tunjukkan Bukti
JK Nilai Kepmen Soal Pulau di Singkil Bertentangan dengan UU
Berita ini 32 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 15 Agustus 2025 - 15:30 WIB

20 Tahun Damai Aceh: Mualem Sebut Terpanjang di Dunia, Tapi Baru 30% Janji Terpenuhi

Kamis, 14 Agustus 2025 - 20:48 WIB

Sambut 20 Tahun Damai Aceh, Gubernur Mualem Buka Diskusi Internasional

Kamis, 14 Agustus 2025 - 15:47 WIB

Rawat Perdamaian, Yusuf Kalla Minta Masyarakat Aceh Isi dengan Pembangunan

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:48 WIB

Polemik Tanah Blang Padang, Rayuan Sukma Ungkap Catatan Historis

Jumat, 4 Juli 2025 - 11:28 WIB

Mualem Tegaskan Komitmen Perjuangkan Otsus Permanen dan Status Blang Padang

Berita Terbaru