Sambut 20 Tahun Damai Aceh, Gubernur Mualem Buka Diskusi Internasional

- Jurnalis

Kamis, 14 Agustus 2025 - 20:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, Memberi sambutan sekaligus membuka secara resmi International Discussion and commemoration 20 year of the helsinki MoU di Hermes Palace, Kamis (14/08/2025). Foto: Humas Aceh

Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, Memberi sambutan sekaligus membuka secara resmi International Discussion and commemoration 20 year of the helsinki MoU di Hermes Palace, Kamis (14/08/2025). Foto: Humas Aceh

BERITANANGGROE.com | Banda Aceh – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), membuka Diskusi Internasional bertema “20 Years of Helsinki MoU: Successes and Challenges”, Kamis (14/8/2025), di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh. Acara ini digelar dalam rangka memperingati 20 tahun penandatanganan Nota Kesepahaman Helsinki antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Diskusi tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Wali Nanggroe Aceh, perwakilan Crisis Management Initiative (CMI), Ketua Badan Reintegrasi Aceh, para duta besar, bupati/wali kota, akademisi, serta aktivis yang bergerak di bidang sejarah dan perdamaian.

Dalam sambutannya, Gubernur Muzakir Manaf menegaskan bahwa dua dekade perdamaian menjadi bukti keberhasilan Aceh dalam menyelesaikan konflik secara bermartabat.

Baca Juga :  DPR Aceh Tetapkan Draf UUPA: Delapan Pasal Direvisi, Satu Ditambah Baru

“Hari ini kita berkumpul dalam suasana persaudaraan memperingati dua dekade perdamaian Aceh. Ini adalah proses yang harus terus dijaga. Mari kita teguhkan tekad untuk menjaga warisan damai ini, bukan hanya untuk dua dekade, tetapi selamanya,” ujar Mualem.

Ketua Badan Reintegrasi Aceh, Jamaluddin, S.H., M.Kn., menyatakan bahwa forum diskusi ini bertujuan menggali makna 20 tahun perdamaian serta merumuskan rekomendasi kebijakan bagi Pemerintah Pusat.

“Hasil dari diskusi publik hari ini akan diserahkan kepada Pemerintah Pusat sebagai referensi dalam penyusunan kebijakan terkait perdamaian Aceh yang menyeluruh dan berkelanjutan,” ungkap Jamaluddin.

Baca Juga :  Revisi UUPA Harus Perkuat Kewenangan Aceh

Sementara itu, perwakilan CMI, Minna Kukkonen Kalender, menilai bahwa keberhasilan perdamaian di Aceh lahir dari tekad kolektif seluruh elemen masyarakat, bukan semata dari peran elit politik.

“Perdamaian ini juga merupakan pencapaian perempuan dan generasi muda Aceh. Kami di CMI siap terus mendukung upaya mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan di Aceh,” ujarnya.

CMI merupakan lembaga asal Finlandia yang berperan penting dalam proses mediasi konflik Aceh pada 2005. Keterlibatan lembaga ini menjadi salah satu kunci tercapainya kesepakatan damai antara kedua belah pihak kala itu.(**)

Berita Terkait

Hibah Parpol di Aceh Naik Rp29,34 Miliar, SAPA Kritik: Lebih Baik untuk Ekonomi Rakyat
Bahas Revisi UUPA, Mualem Minta Sesuai MoU Helsinki
Revisi UUPA Harus Perkuat Kewenangan Aceh
Wagub Aceh Dukung Aceh Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari HAM Sedunia 2025
20 Tahun Damai Aceh: Mualem Sebut Terpanjang di Dunia, Tapi Baru 30% Janji Terpenuhi
Rawat Perdamaian, Yusuf Kalla Minta Masyarakat Aceh Isi dengan Pembangunan
Polemik Tanah Blang Padang, Rayuan Sukma Ungkap Catatan Historis
Mualem Tegaskan Komitmen Perjuangkan Otsus Permanen dan Status Blang Padang
Berita ini 41 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 16 September 2025 - 11:10 WIB

Hibah Parpol di Aceh Naik Rp29,34 Miliar, SAPA Kritik: Lebih Baik untuk Ekonomi Rakyat

Selasa, 16 September 2025 - 10:36 WIB

Bahas Revisi UUPA, Mualem Minta Sesuai MoU Helsinki

Kamis, 11 September 2025 - 22:13 WIB

Revisi UUPA Harus Perkuat Kewenangan Aceh

Jumat, 29 Agustus 2025 - 18:13 WIB

Wagub Aceh Dukung Aceh Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari HAM Sedunia 2025

Jumat, 15 Agustus 2025 - 15:30 WIB

20 Tahun Damai Aceh: Mualem Sebut Terpanjang di Dunia, Tapi Baru 30% Janji Terpenuhi

Berita Terbaru