Jumlah Korban Sangat Besar, Komisi VIII DPR-RI Desak Pemerintah Pusat Tetapkan Banjir Aceh sebagai Bencana Nasional

- Jurnalis

Jumat, 12 Desember 2025 - 09:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sekda Aceh M.Nasir bersama Komisi VIII DPR-RI, Perwakilan Kementerian Sosial, BNPB dan Kepala BPJPH mengadakan rapat membahas penanganan banjir dan longsor berlangsung di ruang Potda Kantor Gubernur Aceh, Rabu (10/12/2025).

Sekda Aceh M.Nasir bersama Komisi VIII DPR-RI, Perwakilan Kementerian Sosial, BNPB dan Kepala BPJPH mengadakan rapat membahas penanganan banjir dan longsor berlangsung di ruang Potda Kantor Gubernur Aceh, Rabu (10/12/2025).

“Warga Aceh Tamiang kehilangan semua rumahnya. Mereka tidak akan mampu bangkit sendiri tanpa bantuan pusat. Kami mohon Komisi VIII mendorong perhatian serius pemerintah”

BERITANANGGROE.com | Pertemuan antara Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, dengan Komisi VIII DPR RI serta perwakilan Kementerian Sosial, BNPB, dan Kepala BPJPH Haekal Hasan berlangsung di Ruang Potda Kantor Gubernur Aceh, Rabu (10/11/2025). Rapat tersebut diwarnai keprihatinan mendalam terkait dampak banjir besar yang melanda hampir seluruh wilayah Aceh.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ansory Siregar, menilai skala bencana yang terjadi telah melampaui batas normal sehingga perlu penetapan status bencana nasional. “Bencana ini harus menjadi bencana nasional,” tegas Ansory.

Ia menambahkan, pemerintah perlu mempercepat masa tanggap darurat agar Aceh segera memasuki proses rehabilitasi dan rekonstruksi.

“Kita harus membangun hunian sementara agar warga tidak terlalu lama bertahan di pengungsian,” ujarnya.

Kritik terhadap Penanganan Darurat

Anggota DPR RI, Husni Thamrin, mengkritik penanganan bencana oleh Kementerian Sosial yang dinilai tidak sebanding dengan kebutuhan di lapangan. Menurutnya, Kemensos baru membangun 21 dapur umum yang hanya mampu melayani sekitar 100 ribu pengungsi.

Baca Juga :  Raih Nilai IKPA Terbaik 2024, Polda Aceh Terima Penghargaan Kapolri

“Sementara pengungsinya di Aceh lebih dari 900 ribu orang. Ini sangat tidak sebanding,” kata Husni.

Ia juga meminta BNPB segera mengerahkan alat berat dan tambahan logistik dari provinsi lain yang tidak terdampak. “Apa yang kita punya di BNPB di daerah lain, tolong segera disalurkan ke Aceh,” tegasnya.

Sejumlah anggota Komisi VIII lainnya juga menyuarakan desakan serupa. Mereka menilai kerusakan yang masif dan jumlah korban yang besar sudah cukup untuk menetapkan status bencana nasional. Kritik juga diarahkan pada keterlambatan penyampaian data aktual kepada Presiden.

“Banyak data yang tidak akurat sehingga bencana di Aceh terlihat seolah biasa saja,” ujar salah satu anggota dewan.

Sekda Aceh, M. Nasir, melaporkan bahwa banjir dan longsor melanda 18 kabupaten/kota, dengan 15 daerah menetapkan status siaga darurat. Aceh Tamiang disebut sebagai wilayah terdampak paling parah, dengan permukiman warga terendam lumpur.

“Kondisinya sangat luas dan masif. Di wilayah tengah mayoritas longsor, akses darat banyak yang terputus. Stok Bulog di sana juga semakin menipis,” jelas Nasir.

Baca Juga :  Harga Kelapa Mendunia Nasib Petani Tak Berubah, Begini Sorotan Dr Anto Suroto

Ia mengungkapkan, lebih dari 165 ribu rumah warga mengalami kerusakan dari kategori berat hingga ringan. Dengan kondisi tersebut, pemerintah Aceh disebut tidak mampu menangani dampak bencana tanpa dukungan penuh dari pemerintah pusat.

“Warga Aceh Tamiang kehilangan semua rumahnya. Mereka tidak akan mampu bangkit tanpa bantuan pusat. Kami mohon Komisi VIII mendorong perhatian serius pemerintah,” ujarnya.

Nasir juga menyinggung persoalan ketidaksesuaian data yang dilaporkan kepada Presiden. “Kami berharap Presiden mau mendengar langsung laporan dari bupati dan wali kota terdampak,” katanya.

Hingga menjelang hari ke-14 masa tanggap darurat, beberapa persoalan dasar masih belum tertangani.

“Lampu saja belum selesai. Jembatan-jembatan putus juga belum diperbaiki. Ini sangat mempengaruhi evakuasi dan distribusi bantuan,” tegas Nasir.

Rapat ditutup dengan desakan keras anggota Komisi VIII DPR RI agar BNPB segera mengusulkan penetapan Bencana Nasional Sumatra, termasuk Aceh sebagai kawasan terdampak paling parah. Mereka menilai percepatan kebijakan diperlukan untuk mencegah krisis kemanusiaan yang lebih besar.(**)

Berita Terkait

Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah Resmi Jabat Kapolda Aceh
Dorong Penyelesaian, MUI Pusat dan Pemda Aceh Bahas Wakaf Blang Padang
Gubernur Aceh Terima Penghargaan Pimred Award 2025
Wagub Aceh Ikut Peluncuran 80 Ribu Kopdes Merah Putih oleh Presiden Prabowo
Wagub Aceh Harap Tiga Bupati Terpilih di APKASI Bawa Kemajuan untuk Aceh
Pemerintah Naikkan Tunjangan Guru PAI Non-ASN, Capai Rp2 Juta per Bulan
Ragukan Media Pers, Jurnalis Tegaskan Peran Strategis
Cukup Bukti, Presiden Prabowo Putuskan 4 Pulau Milik Aceh
Berita ini 41 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 12 Desember 2025 - 09:45 WIB

Jumlah Korban Sangat Besar, Komisi VIII DPR-RI Desak Pemerintah Pusat Tetapkan Banjir Aceh sebagai Bencana Nasional

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:17 WIB

Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah Resmi Jabat Kapolda Aceh

Rabu, 23 Juli 2025 - 14:04 WIB

Dorong Penyelesaian, MUI Pusat dan Pemda Aceh Bahas Wakaf Blang Padang

Selasa, 22 Juli 2025 - 08:57 WIB

Gubernur Aceh Terima Penghargaan Pimred Award 2025

Selasa, 22 Juli 2025 - 08:06 WIB

Wagub Aceh Ikut Peluncuran 80 Ribu Kopdes Merah Putih oleh Presiden Prabowo

Berita Terbaru